Sabtu, 13 Juli 2013

BUDIDAYA CABAI KERITING

Kali ini saya akan mengulas tentang bagaimana budidaya cabai keriting yang  baik dan benar, langsung aja yuk kita baca sama-sama,

Aspek Teknik Budidaya Cabai Keriting
A. Golongan Cabai Keriting
Cabai keriting merupakan tanaman musiman dengan tinggi dapat mencapai satu meter, daun berwarna hijau tua, berbentuk bujur telur dan bunga soliter dengan daun bunga putih.

Tanaman cabai keriting merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, tumbuh di daerah dengan iklim tropis. Tanaman ini
dapat tumbuh dan berkembang biak didataran tinggi maupun dataran rendah. Klasifikasi botani tanaman cabai keriting adlh sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Family : Solaneceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L

B. Teknik Budidaya
1. Syarat Iklim.
Pada umumnya cabai keriting dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang
membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai keriting adalah 240 – 270C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 – 230 C.
2. Syarat Tanah.
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tana-man pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai keriting. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai keriting menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing
(nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8.
3. Persiapan Lahan dan Tanam.
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
• Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
• Pengapuran dilakukan jika tanah yang akan ditanami cabai keriting cendrung bersifat asam
• Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 – 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 – 14 hari.
• Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 – 120 cm, tinggi 40 – 50 cm, dan panjang
disesuaikan dengan lahan.
• Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi
ataupun kompos) yang telah matang. Apabila menggunakan MPHP maka bedengan lansung dicampur dengan pupuk anorganik (Urea, ZA, SP-36, KCL atau pupuk NPK)
4. Penyiapan Benih dan Pembenihan.
Benih dapat disemai langsung dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang, sebelumnya bumbung diisi dengan
media campuran tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK yang dihaluskan serta Furadan. Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam bumbungan hingga penuh. Benih cabai keriting yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 – 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah tipis. Berikutnya semua bumbung yang telah diisi benih cabai keriting disimpan di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Setelah itu segera
lindungi dengan sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan), pemeliharaan persemaian adalah penyi-raman 1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5 gr/liter air, saat tanaman muda berumur 10 – 15 hari, serta penyemprotan pestisida
pada konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk men-gendalikan serangan hama dan penyakit.
5. Pemasangan MPHP.
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total sekaligus. Campuran pupuk buatan ini disebar merata dengan tanah bedengan, setelah itu tutup tanah dengan plastik MPHP. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan
dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) benih cabai keriting yang di-tanam. Setelah di pasang lalu lakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan jarak tanam yang telah ditetapkan.
6. Penanaman.
Benih cabai keriting yang siap ditanam ialah yang telah ber-umur 17 – 23 hari atau berdaun 2 – 4 helai. Jarak tanam untuk
cabai keriting adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, benih cabai keriting yang siap dipindah tanamkan segera disiram dengan
air bersih secukupnya. Setelah media semainya cukup kering, benih cabai keriting di tanam dengan kokerannya.
7. Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan pokok pemeliharaan tanaman meliputi :
* Pemasangan Ajir (turus) bertujuan untuk menopang pertum-buhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah, pemasangan ajir dilakukan pada tanaman berumur 1 bulan setelah tanam hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman sewaktu memanennya.
* Penyiraman (Pengairan) dilakukan pada awal pertumbuhan pada saat cabai keriting menyesuaikan diri tehadap lingkun-gan, maka penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukan sesuai keadaan cuaca.
* Perempelan Tunas dan Bunga Pertama bertujuan untuk mera-ngsang pertubuhan tunas-tunas dan percabangan diatasnya
yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah yang lebat. Dilakukan pada umur antara 7 – 20 hari.
* Pemupukan Tambahan (susulan), sekalipun tanaman cabai keriting sudah di pupuk total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan yang prima dapat diberi pupuk tambahan. Jenis pupuk yang digunakan pada
fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, pada saat pertumbuhan bunga dan buah (generatif) menggunakan
pupuk daun yang mengandung unsur Phospor dan Kaliumnya tinggi.
* Pengendalian Hama dan Penyakit, salah satu faktor penghambat peningkatan produksi cabai keriting adalah adanya serangan hama dan penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai keriting karena serangan penyakit busuk buah (Colletotrichum spp), bercak daun (Cercospora sp) dan cendawan tepung (Oidium sp.) berkisar antara 5% – 30%. Strategi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai keriting diajurkan penerapan pengendalian secara terpadu. Komponen Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHPT) ini mencakup pengendalian kultur teknik, hayati (biologi), varietas yang tahan (resisten), fisik dan mekanik, dan cara kimiawi.
8. Panen.
Panen cabai keriting sangat dipengaruhi oleh faktor jenis atau varietasnya, dan lingkungan tempat tanam. Di dataran rendah, umumnya cabai keriting mulai dipanen pada umur 75-80 hari setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan selang 2-3 hari sekali. Sedangkan di dataran tinggi (pegunungan), panen perdana dapat dimulai pada umur 90-100 hari setelah tanam. Selanjutnya pemetikan buah dilakukan selang 6-10 hari sekali.
Khusus untuk sasaran ekspor, panen cabai keriting dipilih pada tingkat kemasakan85%–90% saat warna buah merah kehitaman. Di dataran rendah, panen cabai keriting untuk tujuan ekspor dapat diatur 2 hari sekali sedangkan di dataran tinggi antara 4-6 hari sekali.

Itu lah Teknik budidaya cabai keriting saya tau, insya allah sahabat petani di indonesia bisa mencobanya.,

Salam Pertanian ... !!!

Profil: VJ Amexs
E-mail: vjamexs@yahoo.co.id
Stts  : Pantauan Alam Raya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar