Selasa, 27 Agustus 2013

BUDIDAYA JAGUNG DAN PANDUAN LENGKAP CARA MENANAMNYA

Kali ini saya akan berbagi tentang budidaya jagung yang baik dan benar menurut buku pertanian dan praktek lapangan 3 bulan yang lalu. Sahabat tani bisa membaca di bawah ini,

A. Lokasi Penanaman
Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya matahari.
Maka lokasi yang baik untuk budidaya tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah atau ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari. Lokasi untuk budidaya tanaman jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam pemilihan lokasi untuk tanaman jagung, sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung, atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung.

Syarat tumbuh dijelaskan sebagai berikut:
1. Susunan atau sifat tanah Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah yang paling
dikehendaki oleh tanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus dan pupuk yang mencukupi
persediaan untuk tumbuh.

2. Iklim Iklim atau cuaca rata-rata suatu daerah turut berperan serta dalam menentukan pertumbuhan dan produksi suatu
tanaman. Iklim yang tidak mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin rebut bahkan banjir, akan berpengaruh pada pertumbuhan, termasuk pada tanaman jagung. Walaupun tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim sejuk dan dingin, namun jika terllu banyak hujan jg akan mengurangi kualitas jagung. Tanaman jagung dapat berproduksi dengan baik dan berkualitas pada daerah yang beriklim sejuk yaitu 50 derajat LU sampai 40 derajat LS dengan ketinggian sampai
3000 meter dari permukaan laut. Namun, untuk jenis-jenis jagung tertentu, dapat juga pada tempat yang berbeda dari
kondisi tersebut dan dapat berproduksi dengan baik.

3. Derajat keasaman tanah (pH) Derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsure kimia
dalam tanah serta kadar air dalam tanah tersebut. Daerah yang cenderung basah dan banyak humus akan menyebabkan
tanahnya cenderung bersifat asam. Sebaliknya tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit akan lebih
bersifat basa. Untuk tanaman jagung sebenarnya toleransi atau kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan cukup baik, yaitu dengan kemampuan hidup maksimal pada derajat keasaman antara 5,5 sampai 7, Derajat keasaman ada 14 skala, untuk skala 1 sampai 7 bersifat asam, sedangkan antara 8
sampai 14 bersifat basa.

4. Kadar air Jumlah air yang ada dalam tanah akan menentukan kadar air tanah. Tanaman jagung memerlukan air terutama untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan. Jadi penanaman jagung pun banyak diawali pada saat musim hujan mulai
tiba.
Selain menghemat tenaga untuk menyiram juga menambah sejuk/menambah kelembaban udara, Sehingga tanaman tidak kekurangan air, karena dapat mengganggu proses fotosintesis
atau penyusunan makanan yang dilakukan untuk beraktifitas dan berproduksi dari tanaman jagung tersebut.

5. Intensitas cahaya matahari Intensitas cahaya adalah jumlah pancaran cahaya matahari yang intesif dan dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Untuk tanaman jagung, intensitas cahaya yang banyak dan cukup sangat dibutuhkan selain untuk berfotosintesis, juga untuk berproduksi, karena tnpa intensitas
cahaya yang cukup, bunga tidak dapat berhasil menjadi buah.

6. Suhu lingkungan Suhu adalah tingkat derajat panas suatu benda yang ada dalam lingkungan. Lingkungan tempat hidup
jagung sangat perlu untuk diperhatikan, karena suhu yang tinggi dan kering akan mengganggu kelangsungan proses
penyusunan makanan atau fotosintesis pada tanaman jagung. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 21 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan untuk proses
perkecambahan jagung, yang paling tepat adalah antara suhu 21 sampai 27 derajat celcius. Jadi, sedikit lebih membutuhkan
suhu yang lebih sejuk untuk pertumbuhan kecambahnya. Pada umumnya tanaman njagung ditanam pada lahan yang kering
dengan cara multikultur, artinya ditanam bersama dengan beberapa jenis tanaman yang lain.

Namun, penanaman jagung pada lahan kering ini tidaklah mutlak, sebab ternyata tanaman jagung juga dapat tumbuh pada lahan basah yang terdapat pengairan serta sawah tadah
hujan, secara monokultur yaitu menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman.

Cara penanaman jagung ada 2 cara yaitu:
1. Multikultur Multikultur adalah penanaman lahan dengan banyak jenis tanaman yang berbeda-beda secara bersama-sama. Misalnya dalam satu waktu pada suatu lahan ditanami jagung, ketela pohon, dan kacang tanah. Cara ini sering juga disebut dengan istilah tumpang sari, yang mempunyai tujuan
agar kesuburan tanah tetap terjaga, yaitu dengan menjaga keseimbangan persediaan unsure-unsur yang ada dalam tanah.

2. Monokultur Monokultur adalah menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman secara berselang seling, atau bergantian. Misalnya sekarang jagung, tahap yang kedua padi atau sebaliknya. Penanamn dengan cara ini sering disebut
dengan istilah rotasi tanaman. Rotasi tanaman pada dasarnya memiliki tujuan yang hampir sama dengan tumpang sari, hanya saja waktu penanaman yang berbeda maka pengambilan unsure yang ada dalam tanah juga bergantian. Tapi dengan cara bergantian pula unsur itu akan berkurang, sehingga diharapkan dengan penanaman yang bergantian,keseimbangan jumlah unsur-unsur dalam tanah juga tetap terjaga.

Selain itu juga diselingi dengan tanaman kacang agar dapat diperkaya unsur Nitrogen, karena tanaman kacang tanah dalam akarnya terdapat bintil yang ada bakteri Rhizobium dapat mengikat Nitrogen dari udara bebas. Sehingga dpt disimpulkan
bahwa dengan penanaman kacang tanah, tanah akan subur kembali. Kedua cara tersebut adalah bagian dari cara
penanaman yang dipakai untuk mengatasi lahan yang sudah kritis. Sebenarnya masih ada car yang lain untuk mengatasi
lahan yang kritis, yaitu dengan sengkedan dan terasering. Sengkedan dilakukan pada lahan yang dapat berdampak pada erosi tanah. Sedangkan terasering dilakukan pada lahan yang miring dibuat sawah yang bertingkat-tingkat dengan tujuan
untuk menghambat erosi.

Tanah yang terkena erosi terus menerus akan mengalami:
a. Kekurangan unsur-unsur hara didalamnya
b. Mudah longsor
c. Pengurangan tingkat kesuburan
d. Tidak dapat ditanami
e. Mengurangi hasil produksi Di bawah ini ada usaha-usaha untuk mengembalikan kesuburan tanah apabila terjadi erosi pada lahan tanamn jagung, baik oleh air atau pun oleh angin:

1. Penjemuran Penjemuran adalah cara yang sudah sering dilakukan oleh para petani sejak dahulu, terutama pada lahan
persawahan, caranya dengan mencangkul tanah & membalik-nya, kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama beberapa hari.
Tujuan penjemuran adalah untuk:
a. Membunuh bakteri pengganggu yang ada dalam tanah
b. Tanah mendapatkan aerasi/pengudaraan
c. Derajat keasaman tanah atau kebasaan dapat berkurang
d. Tanah dapat kembali subur

2. Penghijauan Tanah yang kurang subur karena terkena erosi, biasanya akan sulit ditanami. Untuk mengatasinya, dapat
dengan penanaman kembali atau penghijauan, yaitu dengan menanam pohon pohon pelindung.
Tujuan penghijauan adalah untuk:
a. Menambah kesuburan tanah, dengan cara pembuatan humus oleh tanaman pelindung melewati daunnya yang berguguran.
b. Akar tanaman pelindung dapat menahan laju air.
c. Mikroorganisme yang ada dalam humus akan dapat menguraikan zat organic dalam humus, sehingga menambah unsure hara dan kesuburan dalam tanah.
3. Rotasi tanaman adalah menanami sebidang tanah dengan
tanaman yang berbeda secara bergantian. Misalnya ditanami jagung, lalu ditanami padi dan seterusnya. Tujuan rotasi tanaman adalah:
a. Agar unsure hara yang ada dalam tanah tdak habis sekaligus
b. Jenis tanaman yang berbeda akan membutuhkan unsure yang berbeda pula, jadi pengambilan unsure terjadi secara bergantian.
4. Pemupukan Pemupukan adalah usaha menambah atau
mengganti hilangnya beberapa jenis unsure yang hilang bersama proses bercocok tanam. Proses yang dapat menyebabkan hilangnya beberapa unsure adalah:
a. Pemanenan dengan cara pencabutan sampai ke akar
b. Hanyut bersama dengan air saat penyiraman.
Macam-macam pupuk yang dapat digunakan antara lain:
a. Pupuk kandang Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak.
b. Pupuk kompos Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari pembusukan sampah organic. Misalnya dari sisa pembusukan daun atau bagian tanaman lain yang sudah mati.
c. Pupuk hijau Pupik hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan yang sengaja dicabut, kemudian di tanam di sekitar lahan pertanian. Tanaman yang sering di tanam adalah jenis kacang-kacangan.
d. Pupuk anorganik atau pupuk buatan Pupik anorganik adalah
macam-macam pupuk yang dibuat oleh pabrik misalnya:
1) Amonium sulfat (NH4)2 SO4 atau sering disebut ZA
2) Nitrogen Posfor Kalium (NPK)
3) Urea
4) ASN atau ammonium sulfat nitrat

1. Syarat tumbuh Lokasi yang baik untuk bertanam jagung sebaiknya memenuhi syarat tumbuh. Misalnya kesuburan
tanah, suhu lingkungan, pancaran sinar matahari, serta tinggi tempat.
2. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi Ketersediaan sarana transportasi dapat mempermudah pengangkutan hasil panen, menekan biaya transportasi serta mencegah prnurunan
mutu jagung sebelum pemasaran.
3. Tujuan pemasaran Lokasi bertanam jagung sebaiknya tidak jauh dari tempat pemasaran. Tujuannya adalah mencegah
penurunan mutu jagung & menghemat transportasi, termasuk biaya pengangkutan oleh tenaga kerja.
4. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja sangat diperlukan, dimulai dri proses penanaman, pemeliharaan & saat pema-nenan serta pengolahan hasil panen, sehingga mendapatkan hasil produksi yang baik dan berkualitas serta tidak terjadi penurunan mutu jagung.

B. Benih Tanaman Jagung

Penyediaan benih adalah hal atau factor yang awal dan penting pada aktivitas bertanam jagung. Sebagai langkah awal dalam bertanam jagung,pemilihan bibit unggul biasanya dilaksanakan agar kita dapat mendapatkan hasil produksi yang tinggi pula.

Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memilih bibit jagung yang baik adalah sebagai berikut:
1. Tongkol diambil dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua.
2. Tongkol jagung yang tua berukuran besar, panjang dan langsing.
3. Klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun jagung.
4. Biji terletak dalam barisan yang lurus
5. Tongkol memiliki ranbut yang banyak
6. Tongkol sudah dijemur sampai kering Biji yang unggul ditentukan oleh:

1. Faktor genetic adalah factor yang berhubungan dengan genotip yang baik, dan biasanya diturunkan dari induk pada
keturunannya, misalnya daya tahan terhadap penyakit, dan daya reproduksi.
2. Faktor fisik Faktor fisik adalah benih yang bermutu tinggi meliputi kemampuan berkecambah yang tinggi, kadar air
rendah, bersih dan bebas dari kotoran. Untuk mendapatkan benih, sebaiknya kita beli dari tempat pemuliaan, sebab bila
kita menggunakan benih dari pertanaman sebelumnya, akan
mengalaminpengurangan/penurunan kualitas/mutu.

Benih yang unggul dpt kita beli pada took saprotan,distributor
benih atau Balai Benih Induk (BBI). Dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada benih yang disebabkan oleh jamur, maka benih harus kita fungisida, atau insektisida yang berguna untuk membasmi jamur. Misalnya untuk mencegah bulai, dengan cara sebagai berikut:
1) Sediakan air sebanyak 1 liter
2) Masukkan dalam air tersebut 5 g Ridomil
3) Masukkan biji jagung kedalam larutan tersebut
4) Rendam benih selama 15 menit
5) Setelah itu keringkan sampai kering dengan cara dijemur.

C. Lahan dan Penanaman

Pengolahan lahan tanaman jagung bertujuan utk mendapatkan
kondisi lingkungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil produksi jagung. Tujuan pengolahan lahan adalah untuk:
1. Menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan jagung.
2. Memperbaiki sifat fisik tanah.
3. Mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu. Lahan untuk bertanam jagung dapat diolah dgn menggunakan cangkul, bajak ataupun dengan traktor.

Pengolahan lahan untuk bertanam jagung terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
1. Memecah Yang dimaksud memecah pada pengolahan tanah untuk bertanam jagung adalh menfubah kondisi tanah yang tadinya keras dan padat menjadi tanah yang gembur dan lunak, agar dapt diproses selanjutnya. Alat untuk memecah kondisi
tanah ini adalah traktor.
2. Membalik Membalik tanah pada pengolahan tanaman jagung adalah penggantian atau pemindahan posisi dari bagian tanah
sebelas atas menjadi sebelah bawah atau sebaliknya. Hal ini dilakukan karena tiap komposisi tanah yang memiliki sifat yang
berbeda-beda, baik kandungan unsure maupun tingkat kesuburan tanahnya. Alat yang dipergunakan untuk membalik tanah adalah cangkul.
3. Meratakan tanah Proses yang selanjutnya setelah tanah dipecah dan dibalik adalah dengan diratakan, agar proses perawatan yang lain dapat berlangsung dengan mudah.

Alat yang digunakan untuk meratakan adalah garu, dengan tenaga sapi atau kerbau atau tenaga manusia. Di bawah ini
perlu kita ketahui susunan dari lapisan tanah secara horizontal yang terdiri dari 3 lapisan yang utama yaitu:
a. Lapisan tanah atas/top soil Lapisan tanah atas memiliki ciri-ciri antara lain: Terletak pada bagian paling atas dari tanah
sebagai tempat tumbuhnya berbagai tanaman Berwarna gelap Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman dengan
mencari makan pada bagian top soil ini Tempat hidup berbagai mikroorganisme Tempat terjadinya humifikasi Tanahnya
gembur Banyak mengandung unsure hara bagi tanaman Porositas dan drainasenya sangat baik. Ketebalannya di-pengaruhi oleh kemiringan, ketinggian dan jumlah tumbuhan yang ada di atasnya.
b. Lapisan tanah bawah/subsoil Ciri-ciri lapisan tanah bawah/subsoil adalah sebagai berikut: Berwarna lebih muda dan
lebih terang Porositas dan drainase rendah Ikatan butiran tanah lebih stabil Banyak mengalami pelapukan Banyak mengandung tanah liat
c. Lapisan bahan atau batuan induk/bed rock Lapisan batuan induk memiliki ciri-ciri antara lain: Lapisan masih berupa batu yang belum mengalami pelapukan. Tempat terdapatnya kantung-kantung air. Tempat terjadinya proses pelapukan secara fisik, kimia dan bilogis dalam waktu yang lama. Keadaan tanah yang diolah sebaiknya dalam keadaan tidak basah
sebab akan lengket dan sukar digemburkan. Selain itu juga tidak terlalu kering, sebab akan terasa keras, sehingga perlu tenaga yang besar. Jadi sebaiknya dalam keadaan lembab agar mudah pengolahannya.
Cara pengolahan tanah untuk bertanam jagung, yaitu: Setelah
tanah diolah, maka tanah dibuat bedengan dengan ukuran yang sesuai dengan luas lahan. Selain itu di antara bedengan dibuat parit untuk pengaturan pengairan, yang dalamnya 20 cm dan lebarnya 40 cm. Segera dilakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tugal/batang kayu Pembuatan jarak antara lubang tanam bergantung pada kesuburan tanah dan daya tumbuh benih.
4. Penanaman tanaman jagung Penanaman jagung dilaksana-kan pada awal atau akhir musim hujan, sehingga pada masa
pertumbuhan tanaman jagung masih tersedia air dari curahan hujan. Penanaman dilakukan dengan cara mengisi lubang tanam dengan satu benih jagung disertai dengan furadan 1 g tiap lubang. Tak lupa pada setiap lubang tanam ditutupi dengan jerami kering terlebih dahulu baru ditutup kembali
dengan tanah.

D. Pemeliharaan Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman jagung adalah proses yang penting, karena akan ikut menentukan hasil produksi dari aktivitas
kita bercocok tanam jagung. Kegiatan pemeliharaan tanaman jagung meliputi:
1. Penyiraman Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah dengan membuat
saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan. Sebab, bila kita harus menyiram lahan yang begitu luas, akan cukup merepotkan. Air bagi tanaman jagung dibutuhkan untuk: Saat awal pertumbuhan yaitu untuk perkecambahan Saat pembentukan tongkol. Akibat kekurangan air adalah: Biji lama/
gagal berkecambah Tongkol jagung menjadi kerdil.
Cara penyiraman lahan tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Pada daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran air antara barisan
tanaman jagung, tunggu sampai 3 jam, bila air masih sisa dalam saluran tadi, maka air harus dibuang. Pada lahan yang
kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Waktu penyiraman tanaman jagung adalah: Setelah masa tanam jagung selesai, dengan tujuan agar biji jagung segera berkecambah. Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram
selama satu minggu. Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah minggu ke-4, Saat pembentukan tongkol,
tanaman jagung disiram sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman
tanaman jagung adalah: Jangan menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman jagung bisa membusuk dan akhirnya mati. Penyiraman hanya dilakukan jika lahan kering saja.
2. Penyiangan Penyiangan adalah kegiatannmembuang rumput liar/pengganggu yang ikut tumbuh bersama tanaman jagung, yang sering disebut gulma. Macam-macam rumput liar yang
sering tumbuh dalam lahan jagung adalah: Rumput teki Alang-alang Kaki/ tapak kuda Meniran Krokot, Cara penanggulanggan rumput liar atau gulma ini adalah dngan cara: Langsung dicabut dengan tangan secara beramai-ramai.
Dengan menggunakan herbisida yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi gulma.
3. Pembumbunan adalah penimbunan tanah pada sekeliling tanaman jagung. Caranya adalah sebagai berikut: Pertama-tama kita bersihkan rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman jagung, dengan cara dicabut Ambil hasil cabutan rumput liar
tadi, dan timbun dengan tanah pada sekeliling tanaman jagung.
4. Pemberian pupuk Pemberian pupuk yang dimaksudkan disini adalah pemupukan lanjutan, yaitu setelah tanaman jagung berumur 2 minggu, dengan cara ditaburkan pada larikan tanaman jagung Pemberian urea juga diberikan setelah tanaman jagung berumur 40 hari, dengan tujuan menungkatkan jumlah dan kualitas tongko, jagung.
5. Pemberian garam inggris Tujuan pemberian garam inggris
pada tanaman jagung adalah untuk, menambah kesempurnaan pertumbuhan sruktur daun Menambah kesempurnaan
pertumbuhan tongkol jagung Memperkuat daya tahan tanaman jagung dari serangan penyakit, seperti bulai cara pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah sebagai berikut, Larutkan garam inggris dalam air dengan perbandingan 4:1 Semprotkan pada bagian daun tanaman Lakukan penyempro-tan setiap semnggu sekali selama 4 minggu berturut-turut.
6. Pembuangan bunga jantan Pembuangan bunga jantan pada tanaman jagung dilakukan pada saat bunga jantan keluar,
tapi sebelum bunga mekar, jadi belum terjadi penyerbukan. Tujuan pembuangan bunga jantan adalah untuk: Pengalihan
kekuatan/tenaga pada pembuatan tongkol agar tongkol jagung menjadi lebih besar, Agar tongkol menjadi lebih banyak,
Pembuangan bunga jantan dilakukan setelah 40 hari penanaman, untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran
rendah. Sedangkan untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran tinggi, pembungaan bunga jantan dilakukan setelah 50 hari penanaman, karena perbedaan intensitas cahaya matahari
yang diterima. Cara pembuangan bunga jantan adalah sebagai berikut: Goyang-goyangkan batang secara perlahan, jangan terlalu keras sebab dapat merusak bunga, Perhatikan pelepah daunnya, tunggu sampai pelepah daunnya melebar.
Jika pelepah daun sudah melebar, maka cabutlah tangkai bunga jantan pada tanaman jagung dengan hati-hati.

E. Pengendalian Hama dan Penyakit

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya. Pengendalian terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Secara tradisional Secara mekanisme atau penanganan secara langsung. Ulat langsung diambil dan dibasmi Tikus, dengan cara digeropyok beramai-ramai, Burung dengan diketapel, tanaman liar dengan disiangi/dicabuti secara langsung Mengusir burung, dengan dipasang orang-orangan untuk menakuti dan pergi jauh supaya tidak memakan jagung. Dengan penanaman secara serentak. Dengan mengadakan rotasi tanaman agar terhimdar dari hama dan penyakit.
2. Modern Untuk mencegah serangan penyakit digunakan fungisida/senyawa kimia pembasmi jamur/fungi. Misalnya, manzate, DIthane, Antracol, Cobox, dan Vitigran Blue. Untuk pengendalian hama digunakan insektisida/senyawa kimia pembasmi serangga/insekta, yang berbentuk cairan yang disemprotkan. Misalnya, Diazinon 60 EC, Baycard 500 EC, HOpcin 50 EC, Klitop 50 EC, Mipcin 50 WP, Azodrin 15 WSC,
Sedangkan yang berupa butiran adalah furadan 3G, Dharmafur, dan Curater.

1. Ulat daun (prodenia litura) Gejala tanaman jagung yang diserang hama ulat daun adalah sebagai berikut:
Ulat daun menyerang bagian pucuk daun, Umur tanaman yang diserang ulat daun sekitar 1 satu bulan, Daun tanaman bila sudah besar menjadi rusak. Pencegahan dgn penyemprotan insektisida folidol, basudin, diazinon dan agrocide dengan
ukuran 1,5 cc dalam tiap 1 liter air.

2. Lalat bibit Disebabkan oleh lalat bibit (Atherigona exigua) Gejala yang dialami tanaman jagung adalah ada bekas gigitan
pada daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung mati. Pengendalian dengan menghembuskan HCH 5% pada saat berumur 5 hari. Atau pengobatan dengan penyemprotan
insektisida Hostathion 40EC, sebanyak 2cc tiap liter air dengan volume semprotan 100 liter tiap hektar lahan jagung.

3. Ulat agrotis Gejala yang dialami pada bagian batang yang masih muda yaitu putus akhirnya tanaman jagung mati. Agrotis sp. Melakukan penyerangan pada malam dan siang hari.
Ada 3 macam ulat grayak/agrotis ini, yaitu: Agrotis segetum, yang berwarna hitam, sering ditemukan didaerah dataran tinggi. Agrotis ipsilon, berwarna hitam kecoklatan, di temukan di daerah dataran tinggi dan rendah Agrotis interjection,
berwarna hitam, banyak terdapat di pulau jawa. Pengendalian ulat ini dengan insektisida Dursban 20 EC, dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air. Tiap hectare dapat digunakan 500 liter larutan.

4. Penggerek daun dan penggerek batang Bagian tanaman jagung yang diserang oleh ulat sesamia inferens dan pyrasauta nubilasis adalah ruas batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung. Gejala tanaman menjadi layu.
Penanggulangan dengan menggunakan insektisida Azodrin 15 WSC dengan dosis 30 ml dalam 10 liter air.

5. Ulat tongkol (Heliothis armigera) Gejalanya dapat dilihat dengan adanya bekas gigitan pada biji dan adanya terowongan dalam tongkol jagung. Ulat tongkol menyerang/masuk dalam tanaman jagung melalui tongkol, baru memakan biji jagung.
Pengendalian dengan penyemprotan menggunakan Furadan 3G atau dengan membuat lubang dekat tanaman, diberi insektisida dan ditutup lagi. Dosis yang digunakan 10 gram tiap meter persegi. Sebaiknya dilakukan pada saat tanaman
jagung masih berbunga, jangan menjelang panen, sebab dapat membahayakan kita yang ikut mengkonsumsi jagung karena
residu dari insektisida tersebut.

Penyakit pada tanaman jagung, yaitu:
1. Hawar daun atau karat daun Penyakit hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Hawar daun turcicum Gejala penyakit ini berupa adanya bercak kecil berbentuk jorong, berwarna hijau kelabu. Lama
kelamaan bercak menjadi besar dan berwarna coklat. Bentuk seperti kumparan, bila parah daun seperti terbakar. Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum.
b. Hawar
daun maydis Gejala yang dialami berupa bercak coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun. Bila parah dapat sampai ke jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan dapat mati.
c. Hawar daun corbonum Gejala berupa bercak coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan mematikan daun. Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola yang tumbuh di daerah yang dingin,bersuhu rendah, lembab dan di daerah dataran tinggi.
Pengendalian dengan fungisida atau dengan thiram dan karboxin, serta dengan pengasapan atau perawatan suhu
panas selama 17 menit dengan suhu 55 derajat celcius. 2. Bulai Penyakit bulai pada daun jagung disebabkan oleh cendawan atau jamur sclerospora maydis Gejala berupa daun tanaman jagung berwarna kuning keputih-putihan bergaris, sejajar dengan urat daun dan tampak kaku. Pencegahan dengan pemberian Ridomil 35 SD pada benih agar tidak tumbuh jamur pada biji jagung. Tanaman jagung yang mengalami kekurangan zat makanan akan mengalami berbagai gangguan antara lain:
1. Kekurangan nitrogen (N) Akibat kekurangan unsure Nitrogen adalah tumbuhan menjadi kerdil, kurus, dan daun berwarna hijau kekuningan. Akibat yang paling parah tumbuhan jagung tidak berbuah.
2. Kekurangan fosfor (P) Kekurangan Fosfor juga menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun agak ungu & kaku. Pertumbuhan tongkol terganggu, sehingga barisan biji tidak teratur.
3. Kekurangan kalium (K) Gejala yang tampak adalah ujung bagian bawah daun menguning dan mati. Tumbuhan menghasilkan buah yang kecil dan ujungnya runcing.
4. Kekurangan Kalsium (K) Kekurangan kalsium menyebabkan daun mudanya tidak muncul dari ujung tanaman, daun agak kaku, berwarna kuning kehijauan dan kerdil.
5. Kekurangan Magnesium (Mg) Tanaman jagung yg kekura-ngan magnesium, biasanya kerdil, bagian atas daun berwarna kuning. Dengan bergaris-garis tak normal berwarna putih. Daun
yang tua berubah warna menjadi ungu kemerahan pada bagian tepid an ujung daun.
6. Kekurangan belerang (S) Gejala yang tampak pada tanaman jagung yang kekurangan belerang adalah seluruh daunnya berubah warna menjadi kuning, baik dari daun yang muda sampai yang tua. Gejala lain adalah tubuh tanaman jagung menjadi kerdil dan tidak/terlambat berbunga.
7. Kekurangan Seng (Zn) Gelala penyakit ini dilihat setelah
tanaman berumur 2 minggu yaitu pada tengah daun terdapat garis kuning sepanjang tulang daun, sedangkan bagian tepi daun tetap hijau.
8. Kekurangan zat besi (Fe) Gejala penyakit ini dapat dilihat pada daun tanaman jagung bagian atasnya hijau pucat sampai putih di antara urat-urat daun.
9. Kekurangan tembaga (Cu) Gejala penyakit ini muncul
dengan diawali mengeringnya daun termuda, kemudian tanaman jagung menjadi kerdil dan daun yang tua mati.
Gejala yang lain adalah batang jagung menjadi lunak sehingga mudah bengkok atau roboh terkena angin.

Hanya ini yang bisa saya sampaikan tentang cara budidaya jagung yang baik dan benar, mudah-mudahan sahabat petani bisa terbantu dengan cara ini.

Salam Pertanian ...????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar