Senin, 05 Agustus 2013

HAMA DAN PENYAKIT PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

1.Hama Hama di Persemaian Basah (untuk padi sawah)

1. Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian:
* pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepas-kan musuh alami, menggugurkan tabung daun.
* penyemprotan insektisida.
2. Padi trip (Trips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai keme-rahan, pertumbuhan bibt terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian: insektisida
3. Ulat tentara (Pseudaletia unipuncta, berwarna abu-abu;
Spodoptera litura, berwarna coklat hitam; S. exempta bergaris kuning)
Gejala: ulat memakan helai daun, tanaman hanya tinggal tulang-tulang daun.
Pengendalian: cara mekanis dan insektisida.

2.Hama di Sawah

a). Wereng coklat penyerang batang padi (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini
dapat menularkan virus.
Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelom-pok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian:
* bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti bondoyudo, inpari 13 dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding & kumbang lebah.
* penyemportan insektisida.
b). Wereng penyerang daun padi: wereng hijau (Nephotettix apicalis dan Nimpicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan daun.
Gejala: di tempat bekas hisapan akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman ada yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning kecoklatan, malai yang dihasilkan kecil.
c). Walang sangit (Leptocoriza acuta) Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala: dan menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak, pada daun terdapat bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian:
* bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan telur, melepas musuh alami
seperti jangkrik.
* menyemprotkan insektisida.
d). Kepik hijau (Nezara viridula) Menyerang batang dan buah padi.
Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan & pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan insektisida.
e). Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Dapat menimbulkan kerugian besar. Menyerang batang dan pelepah daun.
Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. Pengendalian:
* menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati,
* menggunakan insektisida.
f). Hama tikus (Rattus argentiventer) Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama tikus dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan,melepas  musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan
pestisida dengan tepat, intensif & teratur, memberikan umpan
beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau
beras.
g). Burung (manyar Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura lencogastroides, peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih L. ferramaya).
Gejala: Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau
orang-orangan.

3.Penyakit Tanaman
a). Bercak daun coklat Penyebab (jamur Helmintosporiu. oryzae).
Gejala: menyerang pelepah, malai. buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Bij. berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian:
* merendam benih di dalam air panas, pemupukan berimbang,
menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air raksa
dan bubuk kapur (2:15)
* dengan insektisida.
b). Blast Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang didekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Pengendalian:
* membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas
unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetative dan fase pembentukan bulir; * menyemprotkan insektisida.
c). Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,) Penyebab: jamur Cercospora oryzae.
Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat. Pengendalian:
* menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelup-kan benih ke dalam larutan merkuri
* menyemprotkan fungisida.
d). Busuk pelepah daun Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi.
Pengendalian:
* menanam padi tahan penyakit ini
* menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan.
e). Penyakit fusarium Penyebab: jamur Fusarium moniliforme.
Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi
kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk,
tanaman padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.
f). Penyakit nod a/api palsu Penyebab: jamur Ustilaginoidea virens.
Gejala: malai dan buah padi dipenuhi spora, dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak me-nimbulkan kerugian besar.
Pengendalian: memusnahkan malai yang sakit, menyem-protkan fungisida pada malai sakit.
g). Penyakit kresek/hawar daun Penyebab (bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)
Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Serangan menyebabkan gagal panen.
Pengendalian:
* menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan.
* pengendalian kimia dengan bakterisida
h). Penyakit bakteri daun bergaris/Leaf streak Penyebab bakteri
X. translucens.
Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis basah berwarna merah kekuningan pada helai daun sehingga daun seperti terbakar.
Pengendalian: menanam varitas unggul, menghindari luka mekanis, pergiliran varitas dan bakterisida.
i). Penyakit kerdil Penyebab: virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata lugens.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Penyakit ini sangat merugikan.
Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada memberantas vektor.
j). Penyakit tungro Penyebab virus yang ditularkan oleh wereng Nephotettix impicticeps.
Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian: menanam padi tahan wereng sepert Bondoyodo, inpari 13 dll.

4.Gulma
Gulma yang tumbuh di antara tanaman padi adalah rumput-
rumputan seperti rumput teki (Cytorus rotundus) dan gulma
berdaun lebar. Pengendalian dengan cara mekanis (mencabut,
menyiangi), jarak tanam yang tepat dan penyemprotan herbisida dll.

1. Pengerek Batang Padi Putih(Tryporyza innotata)
Tryporyza innotata dinamakan pengerek batang padi putih karena ngegatnya berwarna putih. Dahulu hama ini dikenal hama yang menghuni hamparan sawah tadah hujan. Hama ini dominan didaerah tadah hujan karena hama ini mampu berpuasa 3 sampai 6 bulan pada saat tanah sedang kering dan tidak ada tanaman padi. Namun demikian hama ini justru lebih banyak ditemukan didaerah berpengairan teknisseperti di jalur pantura (pantai utara jawa).

Perubahan prilaku ini diduga merupakan akibat dari pemba-ngunan saluran irigasi dan pengaruh pestisida yang digunakan secara terus menerus.

2. Pengerek Batang Padi Kuning (Scirpopaga incertulas)
Scirpopaga incertulas atau disebut juga Tryporyza incertulas
dkenal sebagai pengerek batang padi kuning karena ngegatnya
berwarna kuning kecoklatan. Ciri lain dari ngegat ini adalah titik
hitam dibagian belakang sayap depannya. Pada ngegat betina
titik hitam ini lebih besar dan lebih jelas disbanding dengan titik hitam yang ada pada ngegat jantan. Dahulu hama ini dikenal sebagai hama yang ada pada pengairan yang baik dimana ngegat tidak mengalami masa puasa. Namun demikian kini hama ini justru menyebar di daerah yang menanam padi dua kali setahun.

3. Pengerek Batang Padi Merah Jambu (Sesamia inferen)
Sesamia inferen disebut sedagai pengerek batang padi merah jambu karena ulatnya berwarna merah jambu. Pengerek batang ini tidaklah sepenting pengerek batang padi putih dan pengerek batang padi kuning. Populasinnya hanya sedikit dan
belum pernah dilaporkan yang mengakibatkan kerusakan serius. Pengerek batang padi merah jambu hanya menyerang bersama-sama dengan pengerek batang padi kuning atau pengerek batang padi putih.

4. Pengerek Batang Padi Bergaris ( Chilo supressalis)
Chilo supressalis disebut pengerek batang padi bergaris karna ulatnya memiliki dua garis memanjang. Hama ini juga tidak terlalu mengakibatkan kerusakan yang berarti pada tanaman padi.

5. Pengerek Batang Padi Berkepala Hitam (Chilo polychrysus)
Chilo polychrysus disebut pengerek batang padi berkepala hitam karena ngengatnya berkepala hitam. Dan hama ini juga tidak menimbulkan kerusakan yang berarti pada tanaman padi.

6. Pengerek Batang Mata Bertungkai (Diopsis macropthalma)
Diopsis macropthalma disebut penegerek batang padi mata bertangkai karena bagian kepalanya mempunyai tonjolan berwarna merah yang bagian ujungnya membulat seperti mata yang bertangkai, Hama ini ditemukan dibenua Afrika.

BEBERAPA MUSUH ALAMI DARI HAMA PENGGEREK BATANG PADI :
Pada saat pengerek batang padi masih berupa telur, pengerek
batang padi ini mempunyai musuh alami sebagai berikut :
1. Parasit Telur Telenomus
Parasit telur Telenomus (Telenomus rowani, Hymenoptera, Scelionidae) merupakan parsit kecil berwarna hitam yang memparasiti telur-telur pengerek batang padi.tabuhan
telenomus mencari ngegat betina pengerek batang yang telah siap bertelur dan kemudian hinggap di ujung perut ngegat dewasa, dekat dengan ovipositor (alat untuk meletakkan telur). Ketika ngegat mulai bertelur, tabuhan ini segera menitipkan telurnya dengan menyuntikkan kedalam telur-telur yang abru keluar dari ngegat-ngengat dewasa. Setelah 10-14 hari, yang keluar dari kelompok telur tersebut bukan ulat pengerek batang padi namun yang keluar tersebut adalah tabuhan telenomus baru yang siap mengamankan sawah dari serangan pengerek batang padi. Tingkat parasitasi tabuhan telenomus dilapangan adalah antara 36%-90%.
2. Parasit Trichogramma
Parasit (Trichogramma japonicum, Hymenoptera,
Trichogrammitidae) ini berwarna hitam, lebih kecil dari semut.
Hama ini sering muncul dari kelompok telur pengerek batang.
Parasit ini meletakkan telur dengn menyuntikkan ovipositornya
diantara bulu-bulu halus yang menutup telur. Telur parasit
diletakkan satu per satu pada tiap telur pengerek batang. Tingkat parsitasi dilapangan berkisar antara 40%.
3. Jangkrik Ekor Pedang ( (Metioche vittaticollis)
Jangkrik ekor pedang (Metioche vittaticollis atau Anaxpha
longipennis; Orthroptera: Gryllidae) merupakan jangkrik pemangsa. Jangkrik ini disebut jangkrik ekor pedang karena
memiliki ekor seperti pedang. Ciri lain dari jangkrik ekor pedang
adalah sungutnya yang panjang sehingga dibeberapa tempat
jangkrik ini juga disebut jangkrik sungut panjang.bukan hanya
jangkrik dewasa, jangkrik ekor pedang muda pun merupakan
pemangsa kelompok telur pengerek batang padi yang rakus.
Dan masih banyak musuh-musuh lami yang lain, yang memangsa dari hama pengerek batang padi sesuai dengan fase-fase dari hama pengerek batang tersebut. Musuh-musuh alami ini dapat digunakan dalam pertanian organic yang memamnfaatkan musuk alami sebagai pengendali hama dan bukan mengunakan pestisida yang dapat membunuh segala macam mahluk hidup yang ada diekosistem tersebut.

Wereng Batang Coklat, Hama Padi yang Sulit Dibasmi

Wereng Batang Coklat ( Nilaparvata lugens ) atau disebut juga
Wereng Coklat merupakan salah satu hama tanaman padi yang
paling berbahaya dan sulit dibasmi. Bersama beberapa jenis
wereng lainnya seperti wereng hijau ( Nephotettix spp.) dan wereng punggung putih (Sogatella furcifera ), wereng batang coklat telah banyak merugikan petani padi bahkan menga-kibatkan puso dan gagal panen.

Wereng batang coklat, sebagaimana jenis wereng lainnya, menjadi parasit dengan menghisap cairan tumbuhan sehingga
mengakibatkan perkembangan tumbuhan menjadi terganggu
bahkan mati. Selain itu, wereng batang coklat ( Nilaparvata
lugens ) juga menjadi vektor (organisme penyebar penyakit) bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan yang diakibatkan virus serta menyebabkan tungro.

Ciri ciri tanaman padi yang diserang hama wereng batang cokelat adalah warnanya berubah menjadi kekuningan, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Pada serangan yang parah keseluruhan tanaman padi menjadi kering dan mati, perkembangan akar merana dan bagian bawah tanaman yang terserang menjadi terlapisi oleh jamur.

Hama wereng batang coklat hidup pada pangkal batang padi.
Binatang ini mempunyai siklus hidup antara 3-4 minggu yang
dimulai dari telur (selama 7-10 hari), Nimfa (8-17 hari) dan
Imago (18-28 hari). Saat menjadi nimfa dan imago, inilah wereng batang coklat menghisap cairan dari batang padi.

Hama Padi yang Sulit Dibasmi . Wereng menjadi hama padi yang paling berbahaya dan paling sulit dikendalikan apalagi dibasmi. Sulitnya memberantas hama padi ini lantaran wereng batang coklat mempunyai daya perkembangbiakan yang cepat dan cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

Tidak jarang, hama wereng batang coklat ( Nilaparvata lugens )
tahan terhadap berbagai insektisida dan pestisida, sehingga
sering kali para petani memberikan dosis pestisida yg berlipat
ganda bahkan dengan mengoplos beberapa merk pestisida
sekaligus. Dan semua usaha pengendalian dan pengobatan
dengan menggunakan pestisida itu tidak pernah berhasil tuntas membasmi wereng batang coklat.

Penggunaan varietas bibit padi yang tahan hama juga tidak
dapat bertahan lama dan terus menerus. Sekali dua kali musim
tanam memang varietas padi tahan wereng mampu melawan,
namun untuk selanjutnya varietas tersebutpun musti takluk oleh wereng batang coklat (Nilaparvata lugens ).

Musuh Alami Wereng Sirna. Dalam kondisi normal, alam selalu
mampu menjaga keseimbangan. Keseimbangan alam selalu
menjaga agar tidak pernah ada sebuah spesies yg membludak
populasi karena kan dikendalikan oleh spesies lainnya. Populasi tikus dikendalikan oleh ular dan elang, populasi rusa dikendalikan oleh harimau . Demikian juga populasi berbagai jenis hama lainnya tak terkecuali wereng batang coklat.

Predator-predator yang secara alami menjadi pemangsa dan
mengendalikan populasi wereng batang coklat (Nilaparvata
lugens ) antara lain beberapa jenis laba-laba, kumbang, belalang, kepik, hingga capung, seperti:
- Laba-laba serigala (Pardosa pseudoannulata)
- Laba-laba bermata jalang (Oxyopes javanus)
- Laba-laba berahang empat (Tetragnatha maxillosa).
- Kepik permukaan air (Microvellia douglasi)
- Kepik mirid ( Cyrtorhinus lividipennis )
- Kumbang stacfilinea (Paederus fuscipes)
- Kumbang koksinelid (Synharmonia octomaculata)
- Kumbang tanah atau kumbang karabid ( Ophionea nigrofasciata )
- Belalang bertanduk panjang ( Conocephalous longipennis )
Capung kecil atau kinjeng dom (Agriocnemis spp.)

Sayangnya spesies-spesies yang secara alami mempunyai
kemampuan membasmi dan mengendalikan hama wereng batang coklat tersebut banyak yang telah sirna akibat pola tanam dan pengelolaan pertanian yang kurang ramah lingkungan.

Klasifikasi ilmiah . Kerajaan: Animalia; Filum: Arthropoda;
Upafilum: Hexapoda; Kelas: Insecta; Ordo: Hemiptera; Famili:
Delphacidae; Genus: Nilaparvata; Spesies: Nilaparvata lugens.
Nama binomial: Nilaparvata lugens ; Nama Indonesia: Wereng
Coklat, Wereng Batang Coklat

Salam Pertanian ...!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar